PUPUK Organik DIGROW teruji dan terbukti mampu meningkatkan produksi padi para petani di Subak Jagaraga, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo. Hasil panen mereka meningkat 2 (dua) kali lipat setelah memakai pupuk organik DIGROW. Hal itu dibuktikan saat dilakukan penghitungan hasil panen menggunakan ubinan di Subak Jagaraga, Selasa (6/11) kemarin.
Penghitungan ubinan itu juga disaksikan penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan, Pemkab Jembrana, klian subak se-Jembrana, KTNA dan para petani subak setempat. Klian Subak Jagaraga Putu Maryadi (43) mengatakan dari 245 hektar sawah di Subak Jagaraga, sudah 70 persen menggunakan pupuk DIGROW. Para petani sudah merasakan hasil kenaikan produksi gabah. Hal itu juga terbukti dengan hasil penghitungan ubinan pada dua petak sawah di subak tersebut. Masing-masing memakai varietas padi yang sama, dengan sistem tanam legowo 21, jarak tanam 25×25 cm dan tanam benih langsung (tabela). Yang membedakan hanya penggunaan pupuk. Salah satunya memakai pupuk organik DIGROW.
Hasil kotor satu hektar sawah yang menggunakan DI Grow, mencapai 21 ton. Sehingga, setelah dipotong kadar air, hasil bersihnya mencapai 17,5 ton per hektar. Hasil kotor itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang memakai pupuk kimia yakni hanya 13,4 ton per hektar. ”Pupuk DIGROW ini memang luar biasa, selain meningkatkan hasil, juga tahan dari serangan penyakit,” ujarnya.
Dari segi kalkulasi biaya, petani juga diuntungkan. Menurutnya, biaya sejak olah tanah hingga panen memakai DIGROW, sekitar Rp 10,3 juta per hektar. Dan, hasil bersih panen dengan asumsi harga gabah Rp 4.000/kg, mencapai Rp 60 juta lebih per hektar. Sementara yang hanya memakai pupuk kimia hasil bersihnya jauh lebih sedikit yakni sekitar Rp 35,6 juta.
Pengakuan serupa disampaikan anggota Subak Jagaraga Made Sudenia. Menurut Sudenia setelah menyemprot pupuk DIGROW, peningkatan produksi padi dirasakannya langsung. Konsultan Pupuk DIGROW Pusat Ir. Suhendro Atmaja mengatakan dengan hasil ubinan kemarin, membuktikan bahwa dengan menggunakan DIGROW tanpa tambahan biaya, tapi hasil lebih meningkat. Manfaat pupuk organik yang terbuat dari rumput laut dari jenis Ascophylum Nodosum (sejenis Alga Coklat) ini bisa mempercepat pertumbuhan padi dan menghemat biaya pupuk kimia serta meningkatkan hasil produksi minimal 20 persen. “Dari banyaknya bulir padi yang dihasilkan memakai pupuk DI Grow mencapai 402 bulir, hasil itu berlipat dari yang biasanya hanya berkisar 150-250 bulir,” ujarnya didampingi Distributor Pupuk Organik DIGROW Bali Hariyanto.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan, I Ketut Wiratma menyambut baik upaya yang dilakukan distributor pupuk DI Grow Jembrana yang membantu para petani di Jembrana meningkatkan hasil padi.
Sumber :
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=71293
Tertarik. coba deh.
Di grow red udah make,mau nyoba di grow green buat tanaman padi ah…
Aplikasi DIGROW pada PADI
PERENDAMAN BENIH :
Gunakan DIGROW HIJAU 3cc/kg benih, dicampur air secukupnya.
Rendam Benih selama 24 jam.
Air Bekas Rendaman disemprotkan/disiramkan ke lahan persemaian.
DI LAHAN PERSEMAIAN :
3 hari sebelum dipindah tanam, disemprot dengan DIGROW HIJAU.
Dosis 3cc/liter Air. Penyemprotan cukup berkabut saja.
SETELAH DIPINDAH TANAM :
Umur 15, 25 dan 35 HST :
Gunakan DIGROW HIJAU dengan dosis 3cc/liter air (5 tutup/tangki 14 liter).
Umur 45, 55 dan 65 HST :
Gunakan DIGROW MERAH dengan dosis 5cc/liter air (7 tutup/tangki 14 liter).
Pupuk Kimia tetap digunakan dengan Dosis dikurangi 30% dari biasanya.
Waktu Penyemprotan : pk. 06.00 – 09.00 atau 16.00 – 18.00
Penyemprotan diarahkan ke Daun bagian Bawah (Ketiak Daun)
Penggunaan DIGROW sebaiknya 12 – 15 Tangki/Hektar sekali semprot
DIGROW boleh dicampur bersamaan dengan Pestisida, Fungisida, Insektisida & Bakterisida sekalipun.
Bagaimana Komentar Petani Padi tentang DIGROW ?
Silahkan klik di sini : https://goo.gl/9WUMGG